Monday, May 25, 2009

Ketika Hati Terguncang

Ketika Hati Terguncang

By: agussyafii

Didalam hidup saya terkadang saya bertemu dengan orang-orang yang bertemu dengan cahaya kehidupan justru berawal dalam kegelapan. Kegelapan itu salahsatunya karena pekerjaan. Namun karena tekadnya bersungguh-sungguh dengan mudah cahaya kehidupan membimbingnya ke jalan yang lurus.

Jalan itulah yang telah dipilih, sebut saja namanya Mas Hendrik. Mas Hendrik adalah salahsatu teman yang saya kenal ketika saya berkantor di sekitar Blok M. Pilihan pekerjaan di dunia malam sebuah keterpaksaan karena tidak ada pekerjaan lainnya. 'Untuk berhenti pada pekerjaan ini tidaklah mudah, apalagi harus memulai berbenah hidup secara 'halalan tayyiban.' tuturnya.

'Waktu bekerja dihiburan malan awalnya bukanlah hal yang tabu buat saya. Berbagai godaan saya hadapi. Namun hati saya terguncang. Setiap hari hati saya selalu bertanya, apakah halal rizki yang saya berikan untuk anak dan istri?' lanjut mas hendrik.

Untunglah dirinya tidak terlalu jauh terperosok dalam kemaksiatan yang lebih dalam. 'hati saya yang berguncang, pertanyaan itu menganggu saya terus menerus. Saya tidak mau didunia bersenang-senang diakherat mendapat siksa yang menyeret anak dan istri saya. Tutur Mas Hendrik malam itu ketika berkunjung di Rumah Amalia. Kunjungannya juga ditemani oleh anak dan istrinya.

Sewaktu kecil dirinya sangat minim pendidikan agamanya. Orang tuanya yang petani mendidik bahwa setelah sekolah mencari kerja. Mas Hendrik bersyukur mendapatkan istri yang sholehah telah membimbingnya untuk mengenal agama dengan baik. Kian hari hatinya menjadi terbuka. 'Ternyata anggapan saya salah. Pekerjaan pada hiburan malam sama seperti pekerjaan lainnya. Setelah saya memutuskan untuk berhenti bekerja membuat jiwa saya lebih tentram dan damai. Dan yang pasti sekalipun hanya berdagang kecil-kecilan pekerjaan ini lebih mulia dimata keluarga saya dan dimata Alloh SWT.'

Tuturnya, 'semua amal ibadah saya tidak akan bernilai, sholat saya tidak berguna karena pekerjaan yang tidak diridhoi oleh Alloh.' Sungguh rahasia Alloh sangat tersembunyi. Hatinya yang guncang menyemai kesadaran pada Mas Hendrik untuk meninggal pekerjaannya. ketakutan itu merasuki hatinya jika senandainya kematian tiba pada dirinya. Ketakutan pada kematian itulah yang membuat dirinya termotivasi untuk untuk mendekatkan diri pada Alloh SWT.

'Saya memohon ampun pada Alloh SWT dan memohon agar mengganti semua pekerjaan saya dengan pekerjaan yang diridhoi olehNya. Saya benar-benar bertaubat.' kata Mas Hendrik. begitu tekadnya sudah bulat Mas hendrik memulai bekerja yang halal banyak teman-temannya yang menyayangkan. Bahkan ada suara sumbang, ada yang menganggap dirinya belagu dan sok suci. 'Tekad saya sudah bulat Mas Agus Syafii.Saya ingin menafkahi anak dan istri saya rizki yang halal.' Kata Mas Hendrik dengan cucuran airmata. Istrinya memegang tangannya. Subhanallah. .Maha Suci Alloh yang telah membukakan hati hamba-hambaNya.


Wassalam,
agussyafii



Mulianya Sikap Memaafkan

Mulianya Sikap Memaafkan

Oleh: Ustadz Agus Handoko

Salah satu sifat mulia yang dianjurkan dalam Al Qur’an adalah sikap memaafkan:


Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh. (QS. Al-A'raf 7:199)


Dalam ayat lain Allah berfirman:


"...dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. An Nuur, 24:22)


Mereka yang tidak mengikuti ajaran mulia Al Qur'an akan merasa sulit memaafkan orang lain. Sebab, mereka mudah marah terhadap kesalahan apa pun yang diperbuat. Padahal, Allah telah menganjurkan orang beriman bahwa memaafkan adalah lebih baik:


... dan jika kamu maafkan dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. At Taghaabun, 64:14)


Berlandaskan hal tersebut, kaum beriman adalah orang-orang yang bersifat memaafkan, pengasih dan berlapang dada, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur'an :


"Yaitu orang2 yang menginfakkan hartanya ketika lapang dan sempit dan menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain." (QS. Ali ‘Imraan, 3:134)


Menurut Harun Yahya Para peneliti percaya bahwa pelepasan hormon stres, kebutuhan oksigen yang meningkat oleh sel-sel otot jantung, dan kekentalan yang bertambah dari keping-keping darah, yang memicu pembekuan darah menjelaskan bagaimana kemarahan meningkatkan peluang terjadinya serangan jantung. Ketika marah, detak jantung meningkat melebihi batas wajar, dan menyebabkan naiknya tekanan darah pada pembuluh nadi, dan oleh karenanya memperbesar kemungkinan terkena serangan jantung.


Pemahaman orang-orang beriman tentang sikap memaafkan sangatlah berbeda dari mereka yang tidak menjalani hidup sesuai ajaran Al Qur'an. Meskipun banyak orang mungkin berkata mereka telah memaafkan seseorang yang menyakiti mereka, namun perlu waktu lama untuk membebaskan diri dari rasa benci dan marah dalam hati mereka. Sikap mereka cenderung menampakkan rasa marah itu. Di lain pihak, sikap memaafkan orang-orang beriman adalah tulus. Karena mereka tahu bahwa manusia diuji di dunia ini, dan belajar dari kesalahan mereka, mereka berlapang dada dan bersifat pengasih. Lebih dari itu, orang-orang beriman juga mampu memaafkan walau sebenarnya mereka benar dan orang lain salah. Ketika memaafkan, mereka tidak membedakan antara kesalahan besar dan kecil. Seseorang dapat saja sangat menyakiti mereka tanpa sengaja. Akan tetapi, orang-orang beriman tahu bahwa segala sesuatu terjadi menurut kehendak Allah, dan berjalan sesuai takdir tertentu, dan karena itu, mereka berserah diri dengan peristiwa ini, tidak pernah terbelenggu oleh amarah.


Menurut penelitian terakhir, para ilmuwan Amerika membuktikan bahwa mereka yang mampu memaafkan adalah lebih sehat baik jiwa maupun raga. Orang-orang yang diteliti menyatakan bahwa penderitaan mereka berkurang setelah memaafkan orang yang menyakiti mereka. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang yang belajar memaafkan merasa lebih baik, tidak hanya secara batiniyah namun juga jasmaniyah. Sebagai contoh, telah dibuktikan bahwa berdasarkan penelitian, gejala-gejala pada kejiwaan dan tubuh seperti sakit punggung akibat stress [tekanan jiwa], susah tidur dan sakit perut sangatlah berkurang pada orang-orang ini.


Memaafkan, adalah salah satu perilaku yang membuat orang tetap sehat, dan sebuah sikap mulia yang seharusnya diamalkan setiap orang


Dalam bukunya, Forgive for Good [Maafkanlah demi Kebaikan], Dr. Frederic Luskin menjelaskan sifat pemaaf sebagai resep yang telah terbukti bagi kesehatan dan kebahagiaan. Buku tersebut memaparkan bagaimana sifat pemaaf memicu terciptanya keadaan baik dalam pikiran seperti harapan, kesabaran dan percaya diri dengan mengurangi kemarahan, penderitaan, lemah semangat dan stres. Menurut Dr. Luskin, kemarahan yang dipelihara menyebabkan dampak ragawi yang dapat teramati pada diri seseorang. Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa:


Permasalahan tentang kemarahan jangka panjang atau yang tak berkesudahan adalah kita telah melihatnya menyetel ulang sistem pengatur suhu di dalam tubuh. Ketika Anda terbiasa dengan kemarahan tingkat rendah sepanjang waktu, Anda tidak menyadari seperti apa normal itu. Hal tersebut menyebabkan semacam aliran adrenalin yang membuat orang terbiasa. Hal itu membakar tubuh dan menjadikannya sulit berpikir jernih – memperburuk keadaan.


Sebuah tulisan berjudul "Forgiveness" [Memaafkan], yang diterbitkan Healing Current Magazine [Majalah Penyembuhan Masa Kini] edisi bulan September-Oktober 1996, menyebutkan bahwa kemarahan terhadap seseorang atau suatu peristiwa menimbulkan emosi negatif dalam diri orang, dan merusak keseimbangan emosional bahkan kesehatan jasmani mereka. Artikel tersebut juga menyebutkan bahwa orang menyadari setelah beberapa saat bahwa kemarahan itu mengganggu mereka, dan kemudian berkeinginan memperbaiki kerusakan hubungan. Jadi, mereka mengambil langkah-langkah untuk memaafkan. Disebutkan pula bahwa, meskipun mereka tahan dengan segala hal itu, orang tidak ingin menghabiskan waktu-waktu berharga dari hidup mereka dalam kemarahan dan kegelisahan, dan lebih suka memaafkan diri mereka sendiri dan orang lain.


Semua penelitian yang ada menunjukkan bahwa kemarahan adalah sebuah keadaan pikiran yang sangat merusak kesehatan manusia. Memaafkan, di sisi lain, meskipun terasa berat, terasa membahagiakan, satu bagian dari akhlak terpuji, yang menghilangkan segala dampak merusak dari kemarahan, dan membantu orang tersebut menikmati hidup yang sehat, baik secara lahir maupun batin. Namun, tujuan sebenarnya dari memaafkan –sebagaimana segala sesuatu lainnya – haruslah untuk mendapatkan ridha Allah. Kenyataan bahwa sifat-sifat akhlak seperti ini, dan bahwa manfaatnya telah dibuktikan secara ilmiah, telah dinyatakan dalam banyak ayat Al Qur’an, adalah satu saja dari banyak sumber kearifan yang dikandungnya.


Mulai saat inilah tidak ada kata terlambat bagi kita untuk selalu introspeksi diri, sejauh mana dada dan hati kita memaafkan kesalahan orang lain atau meminta maaf atas segala kesalahan kita. Hindari sikap egoisme dalam diri yang membuat setiap manusia lupa akan hakikat jati dirinya. Karena manusia yang besar adalah manusia yang dapat mengendalikan hawa nafsunya, tidak mudah marah, lapang dada dan hatinya serta selalu mementingkan kemaslahatan ummah.

"Cukup Itu Berapa?"

Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib.
Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang
tak terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si
petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang
emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata "cukup".

Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas
berjatuhan di depan hidungnya. Diambilnya beberapa ember
untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh,
dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana.
Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi
semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. Masih
kurang! Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Belum
cukup, dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani
itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah
bisa berkata cukup.

Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata
"cukup". Kapankah kita bisa berkata cukup?
Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan
sepadan dengan kerja kerasnya.
Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah
target.
Istri mengeluh suaminya kurang perhatian.
Suami berpendapat istrinya kurang pengertian.
Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati.
Semua merasa kurang dan kurang.
Kapankah kita bisa berkata cukup?

Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya.
Cukup adalah persoalan kepuasan hati.
Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri.
Tak perlu takut berkata cukup.
Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti
berusaha dan berkarya.
"Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri.
Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima,
bukan apa yang belum kita dapatkan.
Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit
berkata cukup.
Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri
kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.

Belajarlah untuk berkata "Cukup"


Aku tak suka bibirku..kurang seksi. Aku ingin seperti Angelina Jolie.

cid:_2_076EC67C076EC2940006F79D4725753F

Di saat yang sama seseorang berharap...

Tuhan, berikanlah aku bibir yang normal...

cid:_2_076ECE10076ECBBC0006F79D4725753F

Aku ingin mataku berwarna biru..Akan lebih cantik bila aku punya mata berwarna biru..

cid:_2_076ED61C076ED3C80006F79D4725753F

Di saat yang sama seseorang berharap..

Tuhan, kenapa kau tidak berikan aku sepasang mata untuk melihat...

cid:_2_076EDDC4076EDB700006F79D4725753F

Aku oleskan pewarna dan kurawat jari-jariku agar selalu tampil cantik

cid:_2_076EE52C076EE2D80006F79D4725753F

Di saat yang sama seseorang bersyukur...

Tuhan, kau hanya berikan aku 4 jari, namun aku mensyukurinya. ..

cid:_2_076EECEC076EEA980006F79D4725753F

Aku akan ke salon, creambath dan hairspa agar rambutku tampil cantik

cid:_2_076EF454076EF2000006F79D4725753F

Di saat yang sama seseorang menangis..

Tuhan, kenapa aku diberikan kepala dengan ukuran yang berbeda...

Kalau seperti ini, rambut seperti apapun akan terlihat aneh...

cid:_2_076EFEA8076EFC540006F79D4725753F

Di saat yang sama seseorang bersyukur...

Tuhan, kau tak memberikan aku tangan dan kaki..namun aku bahagia aku masih bisa berkarya....

cid:_2_076F0684076F04300006F79D4725753F

Sesungguhnya tubuh kita adalah hal yang berharga
Tak peduli apapun warnanya, apapun ukurannya, apapun bentuknya...
Syukurilah itu kawan...

Karena di luar sana masih banyak yang mengharapkan mendapat fisik yang lengkap...
Kau lah ciptaan Tuhan yang terbaik...

Kau yang tampan
Kau yang cantik
Syukurilah itu..walaupun itu hanya sementara...

Kawan dengarlah... jutaan orang di luar sana ...
Berharap bisa melihat...
Berharap bisa mendengar...
dan berharap bisa berbicara... .
Seperti kita....

Kau tak pernah mengerti..
Dan tak kan pernah mengerti...
Sadarlah kawan...
Bahwa sesungguhnya kau tidak kekurangan.. ..

thks&rgds

oots 2009

Straightway primex

KETIKA JIWA-JIWA DAN MALAIKAT MENANGIS

KETIKA JIWA-JIWA DAN MALAIKAT MENANGIS
Abdi Sumaithi


Ketika lisan mengalami kerusakan, maka akibat pastinya adalah meluncurnya produk lisan yang membahayakan orisinalitas jiwa manusia. Baik jiwa orang yang mengeluarkannya atau pun jiwa yang menangkapnya. Selanjutnya, kesadaran azali kita, seperti ketika kita di tanya oleh Sang Pencipta di alam azali, “Apakah aku Rabb kalian?” dan kita menjawab, “Benar”, akan menjadi rusak pula karena diperkosa oleh berbagai produk lisan yang menggencetnya. Akibatnya jiwa pun menangis karenanya. Sebab jiwa pada dasarnya/secara orisinil senantiasa cenderung mencari ketenangan, rasa nyaman dan kepuasan.

Kecenderungan itu akan menuntut pencarian pada segala sesuatu di luar dirinya yang mampu menjaga dan berkesesuaian dengan orisinalitas jiwa. Oleh karena itu, jiwa-jiwa pun akan menjerit bila dibombardir oleh produk lisan yang buruk sebab hal itu sangat bertentangan dengan kecenderungannya. Jika interaksi jiwa dengan produk lisan yang buruk berlangsung secara terus menerus, maka orisinalitas jiwa akan tergerus sedikit demi sedikit yang pada akhirnya akan melahirkan insensifitas yang mengancam keselamatannya. Lebih parah jika sampai pada tingkat kesadaran azalinya terbenam oleh ingar-bingar produk lisan.

Sesungguhnya di dalam hati manusia sudah tertanam percikan sifat-sifat “Illahiah”, sifat-sifat maha mulia Allah Swt, telah bersemayam. Dapat dikatakan, semua yang hak, terindah, dan terbaik bersarang di dalamnya. Melalui pemeliharaan yang serius hati manusia bisa terang benderang, bercahaya dengan cahaya dari sifat-sifat- Nya Yang Maha Mulia, Yang Maha Agung, dan Maha sempurna. Medium pemeliharaaan yang paling efektif adalah dengan makrifat, yakni ilmu-ilmu yang berakar pada tauhid, mengesakan Allah Swt.

Selanjutnya dengan makrifat yang terus mekar di hati, cahaya kebesaran Allah, keindahan, dan keagunganNya akan terus memancar. Kesadaran batinnya tentang yang benar dan salah akan selalu hidup. Dengan cahaya itu ia dapat menagkap kemahamuliaan Allah Swt, mengambil dan mengamalkan segala kehendak-Nya, dan melakukan segala sesuatu yang membawa manfaat, serta menjauhi sejauh-jauhnya segala yang membawa madarat. Memang hati menjadi pusat kebaikan, ketenangan, kedamaian, kesehatan, dan kebahagiaan hakiki.

Hati yang jernih dan sehat melahirkan pikiran-pikiran yang jernih dan pada akhirnya melahirkan tindakan-tindakan mulia berdasarkan suara hati nurani yang bening. Socrates mengidentikkan suara hati dengan suara peringatan batin yang diaanggapnya berasal dari Allah. Filosof lain menyebutnya sebagai percikan ilahi yang mampu menyediakan pedoman dalam kehidupan.

Kejernihan hati dapat menjadikan manusia menjadi mampu berpikir positif, betindak bijak, cerdas, dan berbagai sifat-sifat mulia. Dengan hati yang jernih, kita dapat menjalani kehidupan dengan lebih
produktif untuk meraih kemuliaan hakiki. Sebab, seperti dikemukakan para pemikir, manusia yang suara hatinya jernih karena berada dalam wadah hati yang jernih merupakan fakultas akal yang mampu membedakan yang benar dan yang salah.

Akan tetapi hati tidak akan dapat dijernihkan dengan cahaya ilahiah jika ia teralingi oleh nafsu duniawi dan ternodai oleh maksiat. Kecerahannya ditentukan oleh ketulusannya dalam mempersembahkan dirinya kepada Allah yang merupakan tujuan awal bagi manusia dan kesaksian zalinya.

Ibnu ’Atha`illah dalam al-Hikam mengattakan, ”Bagaimana hati dapat bersinar sementara bayang-bayang dunia terlukis dalam cerminnya? Atau, bagaimana hati dapat berangkat menuju Allah sedangkan ia masih terbelenggu oleh syahwatnya? Atau, bagaimana hati akan antusias menghadap hadirat-Nya jika ia belum suci dari ”janabah” kelalaiannya? Atau, bagaimana hati mampu memahami kedalaman rahasia-rahasia sedangkan ia belum bertaubat dari kesalahannya? .

Lebih dari itu hati adalah kunci hubungan manusia dengan Tuhannya dikarenakan ia tempat bersemayamnya iman. Hati juga menjadi kunci hubungan dengan sesama manusia. Bahkan ia adalah sumber kesehatan fisik, kekuatan mental, dan kecerdasan emosional. Dalam kajian sufi hati menyimpan kecerdasan dan sekaligus kearifan yang terdalam bagi manusia. Ia adalah lokus makrifat, genosis, atau pengetahuan spiritual. Dalam sebuah riwayat Rasulullah Saw bersabda, ”Sesungguhnya hati seorang mukmin mampu memuat segala sesuatu yang tidaka dapat dimuat oleh langit dan bumi.”

Oleh sebab posisi hati adalah terminal yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, sesamanya, dan alam, maka kejernihan hati dapat menjadikan hubungan itu sehat, baik, dan konstruktif. Hubungan dengan Tuhannya akan penuh ketundukan dan kecintaan. Hubungan dengan sesamanya akan mengedepankan kasih sayang, kejujuran, kebersamaan dan saling menghormati sehingga menghadirkan kedamaian dan kebahagiaan. Hubungan dengan alam dan lingkungannya dengan etik yang menyebabkan tidak menimbulkan kerusakan.

Begitulah posisi strategis hati sangat menentukan kemanausiaan seseorang. Dalam sebuah hadits yang sangat masyhur Rasulullah Saw bersabda, "Ingatlah sesungguhnya pada jasad itu ada segumpal daging, apabila ia baik maka baiklah seluruh jasad, dan apabila ia rusak maka rusak pulalah seluruh jasad. Ingatlah, ia adalah hati."

Oleh sebab itu jika hati rusak maka seluruh tata hubungan menjadi rusak pula yang menyebabkan malaikat pun menangis. Dalam kitab al-Tadzkirah fi Ahwal al-Maut wa Umur al-Akhirah, Imam al-Qurthubi mengutip sebuah riwayat dari Imam al-Zuhri, Wahab bin Munabbih, dan lain-lainnya. Dalam riwayat itu diceritakan bahwa ketika itu Allah mengutus malaikat Jibril untuk membawakan tanah kepada – Nya.
Ketika diambil oleh Jibril, tanah memohon perlindungan kepada Allah dari Jibril, sehingga Jibril tidak jadi membawanya. Hal yang sama juga terjadi pada Malaikat kedua yang diutus. Akan tetapi, tidak demikian halnya pada malaikat yang ketiga. Ia justru berhasil membawakan tanah kepada Allah swt. Lalu Allah bertanya kepadanya, ”Apakah tanah itu tidak memohon perlindungan kepada- Ku dari kamu ?” Malaikat menjawab, ”Ya”. Allah bertanya lagi, ” Kenapa kamu tidak merasa kasihan kepadanya, seperti kedua tanganmu?”. Malaikat menjawab, ”Aku lebih mengutamakan taat kepada Engkau dari pada mengasihaninya (tanah)”. Allah berfirman, ”Pergilah! Kamu adalah malaikat maut, yang aku beri kuasa untuk mencabut nyawa seluruh makhluk ”. Mendengar itu, malaikat menangis. Kemudian Allah bertanya lagi, ”Kenapa kamu menangis?” Malaikat pun menjawab : ” Ya Tuhan, dari tanah ini Engkau ciptakan para nabi dan makhluk pilihan lainnya. Dan, Engkau tidak menciptakan makhluk yang lebih mereka benci daripada kematian. Jika mereka mengenali aku, mereka pasti membenci dan mencaci maki aku”. Wallahu A’lam

[keluarga-islam] Bangun Malam (Mari membudayakan Sholat Tahajjud)

Dalam Wasiat-wasiat, Al-Syaikh Al-Akbar Ibnu Arabi menasihati kita. Bunyinya, ketika turun ke langit dunia pada sepertiga terakhir malam, Allah swt berkata, ''Sungguh berdusta orang yang mengatakan mencintai-Ku, sementara ia tidur dan lalai kepada-Ku. Bukankah setiap kekasih ingin berkhalwah dengan kekasihnya? Akulah yang mendatangi kekasih-Ku. Mereka membayangkan- Ku di kelopak mata mereka. Mereka berbicara kepada-Ku dalam musyahadah, dan bercakap-cakap dengan-Ku dengan khusuk. Di hari kemudian, Aku tatapkan mata mereka pada surga-surga- Ku.''

Nasihat Sufi Andalusia, yang dijuluki Muhyiddin, ini mengisyaratkan agar kita bangun malam, dan memanfaatkan sebagian malam itu untuk beribadah kepada Allah. Nabi Muhammad saw bersabda, ''Hendaklah kalian menunaikan bangun malam, karena bangun malam adalah kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian, yang bisa mendekatkan kalian kepada Tuhan, pelebur kesalahan, penghalang dari dosa, dan pengikis penyakit dari tubuh.'' (Imam Ahmad dan Tirmidzi). Dalam Islam, istilah bangun malam disebut qiyaam al-layl.

Rasulullah juga berkata, ''Allah menyayangi seorang lelaki yang bangun malam untuk salat, lalu membangunkan istrinya, dan istrinya pun ikut mendirikan salat. Bila istrinya enggan, ia memerciki air ke mukanya. Dan, Allah menyayangi seorang perempuan yang bangun malam untuk salat, lalu membangunkan suaminya, dan suaminya pun melaksanakan salat. Jika suaminya menolak, ia menciprati air ke wajahnya.'' (Imam Daud dan Ibnu Majah). Suami-istri itu, kata Nabi dalam hadis yang dirawikan oleh Abu Daud dan An-Nasa'i, ditulis sebagai lelaki dan perempuan yang berdzikir kepada Allah.

Lebih jelas, Allah menegaskan pentingnya bangun malam (QS 73: 1-9). HM Thaba'thaba' i, dalam tafsir Al-Miizaan, menjelaskan bahwa yang dimaksud ayat itu (qiyaam al-layl) adalah salat pada malam hari. Nabi berkata, ''Salat yang terbaik setelah salat fardu adalah (salat) bangun malam.'' (Muslim).

Menurut Muhammad Abdullah Al-Khatib, dalam Qiyaam al-Layl: Penyegar Jiwa, kita bisa memetik pelajaran dari ayat-ayat itu. Yaitu, agar kita selalu bangun malam (salat), seperti Allah perintahkan kepada Nabi-Nya. Sebagian malam yang kita gunakan beribadah kepada Allah akan mendatangkan pahala besar. Kita juga dituntut untuk membaca Alquran dengan tartil. Yaitu, membaca Alquran secara pelan dan merenungkan makna dan kandungannya secara mendalam.

Bangun malam, kata Al-Khatib, merupakan salah satu standar untuk mengukur cita-cita yang benar dan lurus, dan sebagai tanda dari jiwa yang besar. Biasanya, bangun malam sangat berat dilakukan ketimbang bangun pada saat lain. Bila kita sering bangun malam, maka kita akan terbiasa taat beribadah kepada Allah, dan kita mampu membiasakan diri menanamkan keimanan dalam hati dan di relung jiwa. Bangun malam untuk mengingat Allah dapat menciptakan pribadi muslim yang tepercaya dan mewujudkan masyarakat yang disirami hidayah. - ahi

http://www.republik a.co.id/berita/ 51290/Bangun_ Malam

Tuesday, April 14, 2009

KALUNG MUTIARA

Jenny, gadis cantik, kecil berusia 5 tahun bermata indah. Suatu hari, ketika ia dan ibunya sedang berbelanja bulanan, Jeni melihat sebuah kalung mutiara tiruan, Indah, meskipun harganya cuma 2,5 dolar. Ia sangat ingin memiliki kalung tersebut, dan mulai merengak kepada ibunya.

Akhirnya sang ibu setuju, katanya : " Baiklah. tapi ingatlah bahwa meskipun kalung itu sangat mahal. ibu akan membelikanya untukmu. Nanti, sesampai dirumah, kita buat daftar pekerjaan yang harus kamu lakukan sebagai gantinya. Dan,biasanya kan nenek selalu memberimu uang pada hari ulang tahunmu. itu juga harus kamu berikan kepada ibu." "Okay," kata jenny setuju. merekapun lalu membeli kalung tersebut. Setiap hari, Jenny dengan rajin mengerjakan pekerjaan yang ditulis dalam daftar oleh ibunya. Uang yang diberikan oleh neneknya pada hari ulang tahunnya juga diberikannya kepada ibunya. Tidak berapa lama perjanjannya dengan ibunyapun selesai. Ia mulai memaka kalung barunya dengan rasa sangat bangga. ia pakai kalung itu kemanapun ia pergi. Ke sekolah taman kanak-kanaknya, ke masjid, keseupermaket, bermain, dan tidur kecuali mandi. " Nanti lehermu jadi hijau, " Kata ibunya jenni memiliki seorang ayah yang sanga menyayanginya.

Setap menjelang tidur sang ayah akan membacakan sebuah cerita untuknya. Suatu hari, seusai membacakan cerita, sanga ayah bertanya kepada jenny : " Jenny, apakah kamu sayang ayah ?" Pasti, yah, Ayah tahu betapa aku menyayangi ayah."" Kalau kau memang mencintai ayah, berikanlah kalung mutiaramu pada ayah."" Ya, ayah, jangan kalung ini. Ayah boleh ambil mainanku yang lain. Ayah boleh ambil Rosie, bonekaku yang terbagus. Ayah juga amil pakaian-pakaiannya yang terbaru. Tapi, jangan ayah ambil kalungku."" Ya, anakku, tidak apa-apa. Tidurlah." Ayah Jenny lalu mencium keningnya dan pergi, sambil berkata : " Selamat malam, anakku. semoga mimpi indah."

Seminggu kemudian, setelah membacakan cerita, ayahnya bertanya lagi : " Jenny, apakah kamu sayang ayah :"" Pasti yah. Ayah kan tahu aku sangat mencintaimu."" Kalau begitu, boleh ayah minta kalungmu ?"" Ya, jangan kalungku dong. Ayah ambil Ribbons, kuda-kudaanku. Ayah masih ingat kan ? itu mainan favoritku. Rambutnya panjang, lembut, ayah bisa memainkan rambutnya, dan mengepangnya, dan sebagainya. Ambillah yah, asal ayah jangan minta kalungku Ya ?. "" Sudahlah, nak. Lupakanlah," kata sang ayah.

Beberapa hari setelah itu, Jenny terus berfikir, kenapa ayahnya selalu meminta kalungnya, dan kenapa ayahnya selalu menanyainya apakah ia sayang padanya atau tidak. Beberapa hari kemudian, ketika ayah jenny membacakan cerita, Jenny duduk dengan resah. Ketika ayahnya selesai membacakan cerita, dengan bibir bergetar ia mengulurkan tangannya yang mungil kepada ayahnya, sambil berkata : " Ayah, terimalah ini ".

Ia lepaskan kalung kesayangannya dari genggamannya, dan ia mellihat dengan penuh kesedihan, kalung tersebut berpindah ke tangan sang ayah. Dengan satu tangan menggengggam kalung mutiara palsu kesayangan anaknya, tangan yang lainnya mengambil sebah kotak beludru biru kecil dari kantong bajunya. Di dalam kotak beludru itu terletak seuntai kalung mutiara yang asli, sangat indah , dan sangat mahal.

ia telah menyimpannya begitu lama, untuk anak yangdikasihinya. ia menunggu dan menunggu agar anaknya mau melepaskan kalung mutiara plastiknya yang murah, sehingga ia dapat memberikan kepadanya kalung mutiara yang asli. Begitu pula Dengan Allah yang maha Esa. Seringkali ia menunggu lama sekali agar kita mau menyerahkan segala milik kita yang palsu dan menukarnya dengan sesuatu yang sangat berharga.

HIDUP BUKANLAH SUATU LOMBA

Seorang ibu duduk disamping seorang pria dibangku dekat teman main CJ di West Coast Park pada sautu minggu pagi yang indah cerah. " Tuh...., itu putraku yang disitu "katanya, sambil menunjuk kearah seorang anak kecil dalam T-shirt merah yang sedang mluncur turun dipelorotkan.

A" Wah bagus sekali bocah itu", "kata Bapak itu. " yang sedang main ayunan dibandulan pakai T-shirt biru itulah anakku" sambungnya. lalu sambil melihat arloji ia memanggil putranya.
A" Ayo Jack, gmana kalau kita sekarang pulang ?" Jack, setengah memelas " Kalau lima menit lagi, boleh yahhhhh, sebentar lagi, ayah , bolehkan ?"" Cuma tambah lima menit kok, yaaaaaaaa...?" Pria itu mengangguk dan jack meneruskan ayunan memuaskan hatinya.

Menit berlalu, sang ayah berdiri memanggil anaknya lagi. " Ayo, ayo, sudah waktunya berangkat ?" lagi-lagi jack memohon, " Ayah, lima menit lagilah. cuma lima menit tok, ya ? Pria itu bersenyum dan bilang. " OK lah, iyalah..." "Wah, bapak pasti seorang yang sabar", ibu itu menanggapinya. Pria itu tersenyum dan berkata, Putraku yang lebih tua, Jhon, tahun lalu terbunuh selagi bersepeda dekat-dekat sini. Oleh sopir yang sedang mabuk, Aku tdak pernah memberikan cukup waktu untuk bersama jhon, sekarang apapun ingin kuberikan demi dan asal saja saya bisa bersamanya bia pun hanya untuk lima menit lagi. Aku bernazar tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi terhadap jack. Ia pikir ia dapat lima menit ekstra tambahan untuk berayun. Padahal, sebenarnya, sayalah yang memproleh tambahan lima menit memandangi dia bermain.

Hidup ini bukanlah suatu lomba. Hidup ialah masalah membaut prioritas. Prioritas apa yang anda miliki saat ini ? Berikanlah pad aseseorang yang kau kasihi, lima menit saja dari waktumu, dan engkau pastilah tidak akan menyesal selamanya.